Kata Konoha akhir-akhir ini sering dipakai netizen untuk penyebutan negara Indonesia agar tidak terkena UU ITE. Konoha sendiri merupakan nama sebuah desa fiksi di anime Naruto yang berarti desa daun tersembunyi. Dimana desa Konoha dipimpin oleh seorang hokage yang memiliki kemiripan dengan pemimpin di Indonesia.
Berbicara tentang Konoha, netizen menggunakan untuk penyebutan secara halus untuk negeri yang sarat akan nepotisme. Dimana di Konoha pada anime Naruto sendiri sangat lekat sekali dengan nepostime, oligarki dan hidden ambitions. Contoh kecil nepotisme dapat dilihat pada para pemimpin Konoha atau yang disebut hokage memiliki hubungan antara satu dengan yang lain.
Apa Itu Konoha?
Dalam sebuah cuitan X yang ditulis @jeblukanakun, KONOHA Merupakan singkatan dari Kingdom of Nepotisme Oligarchy and Hidden Ambitions. Jika diartikan, singkatan Konoha tersebut adalah sistem kekuasaan yang didominasi oleh praktik nepotisme, oligarki dan adanya ambisi yang tidak diungkap secara terang-terangan. Tentu hal ini tidak hanya mengarah pada Indonesia saja, bisa juga mengarah pada sebuah kota, kabupaten atau wilayah yang terindikasi memiliki sistem pemerintah seperti itu.
Pada anime naruto, Konoha cukup identik dengan nepotisme, oligarki dan ambisi tersembunyi para pemimpinnya. Hal tersebut terlihat dari sistem yang dijalankan para petinggi Konoha, seperti era Tobirma Senju, Hiruzen Sarutobi, dan hokage sesudahnya. Bahkan sistem tersebut berlanjut pada anime Naruto: Next Generation yang tokoh utamanya adalah Boruto (anaknya Naruto).
Sistem Buruk Konoha
Sebagai salah satu desa shinobi, Konoha memiliki sistem pemerintahan yang sangat buruk jika itu terjadi di dunia nyata. Seperti sudah disinggung sebelumnya, Konoha itu cukup kental dengan nepotisme, oligarki, dan ambisi tersembunyi para pemimpinnya. Hal tersebut dapat ditelisik lebih dalam pada anime Naruto, mulai dari era Hashirama maupun Naruto saat menjadi hokage.
Nepotisme di Konoha dapat dilihat dari pergantian para pemimpinnya yang satu dengan yang lain memiliki ikatan, baik itu ikatan darah, ikatan antara guru-murid, dan sebagainya. Ikatan darah seperti hubungan hokage pertama Hashirama dengan hokage kedua Tobirama, ikatan guru-murid seperti hokage kedua Tobirama dengan hokage ketiga Hiruzen Sarutobi. Bahkan sistem nepotisme tersebut terus berlanjut sampai era hokaeg ketujuh Naruto.
Konoha juga bisa dikatakan oligarki karena Konoha dikuasai oleh sekelompok kecil orang seperti para tetua konoha dan klan-klan shinobi Konoha. Hal ini dapat dilihat ketika Konoha mengalami kekosongan kekuasaan, para tetua desa memiliki peran untuk menentukan pengganti hokage tanpa adanya voting. Selain itu dalam sebuah rapat-rapat penting, hanya klan shinobi yang dapat ikut serta dengan tidak melibatkan masyarakat sipil.
Selain itu Konoha juga memiliki hidden ambitions atau ambisi tersembunyi para pemimpinnya. Beberapa contoh hidden ambitions tersebut dapat dilihat pada era hokage kedua dan hokage ketiga. Dalam hal ini hokgae kedua memiliki dendam pada klan uchiha, sedangkan pada era hokage ketiga merupakan masa terkelam klan uchiha dengan adanya pembantaian klan.
Relevansi di Dunia Nyata
Penggunaan kata konoha tidak melulu hanya ditujukan untuk negara Indonesia yang dinilai nepotisme, oligarki dan ambisi tersembunyi pemimpinnya oleh para netizen. Istilah tersebut dapat ditujukan pada daerah, baik itu setingkat kota, kabupaten, maupun provinsi yang terindikasi praktik nepotisme. Konoha sangat mencerminkan sebagai deragotori yang lekat dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme meski hanya segelintir orang yang melakukannya.
Mirip dengan deragotori, Konoha juga relevan untuk menyebut sebuah daerah yang dikuasai oleh segelintir kelompok seperti klan di Konoha. Dimana para pemimpin konoha dapat terpilih dari rekomendasi tetua desa atau voting pemimpin klan. Tentu dalam hal ini klan memiliki ambisi tersembunyi mengutamakan anggota klannya daripada masyarakat sipil lain.